Ilustrasi | Foto: Net. |
Hidup kerap dimaknai dengan kelahiran hingga kematian. Siklus hidup di era kekinian rata-rata berdurasi sekira 60 sampai 70 tahun, tergantung kesehatan tubuh seseorang.
Sepanjang menjalani kehidupan, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling mulia ternyata punya kisah yang tak seindah cerita dongeng.
Dalam hidup, manusia kerap dihadang berbagai rintangan kehidupan. Ada yang kuat mengarungi jutaan problematika hidup dan berakhir pada masa tua penuh kenangan manis pekat pengalaman, bahkan ada pula manusia tak tahu diri yang sudi mengakhiri hidup dengan cara menyakitkan sekalipun hanya untuk lari dari masalah.
Hidup dalam Kehidupan. Frasa ini simpel tapi sulit dimengerti orang-orang yang memiliki kesabaran setipis kertas tissue. Bila tak cermat, pemahaman akan kalimat yang terdiri dari tiga suku kata itu bisa salah arah.
Hidup dalam Kehidupan diartikulasikan penulis sebagai makna hidup manusia yang tetap hidup dan berjuang dalam menjalani rintangan kehidupan. Masalah yang dihadapi dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun adalah hal yang tidak bisa dihindarkan namun bisa dihadapi dengan hati yang teduh dan kepala yang dingin.
Bila hati tak sejalan dengan otak, maka terjadilah masalah dalam masalah, api dalam api, bahkan gila dalam kegilaan. Seorang mengatakan, jika ingin tumbuh dalam kehidupan, kau harus bersiap akan masalah hidup. Sesungguhnya, soal hidup yang dimaksud adalah cara alami sang Khalik menunjukkan kuasa-Nya.
Ia tak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya. Sebaliknya, jika kau mampu bertahan dalam badai kehidupan, akan ada harapan baru bagimu dengan hidup yang lebih cerah. Tuhan menciptakanmu dengan hati yang teguh, otak yang gigih dan tulang yang keras dengan tujuan kau mampu bertahan menjalani kehidupan, mengatasi persoalan kehidupan dan memaknai kehidupan.
Namun kebanyakan, cara pintas kerap ditempuh dengan harapan masalah selesai begitu saja. Ada yang mengakhiri hidup, ada yang menyalahgunakan Narkotika, ada yang bar-bar dengan pergaulan, ada yang nekat saling menyakiti, ada yang tega merampas kehidupan untuk tetap hidup bahkan tega mengkhianati si pemberi kehidupan.
Bayangkan, betapa kelam track record manusia di muka bumi ini. Seakan-akan, keadaan seperti saat ini membuat Surga semakin jauh dari umat manusia. Tanpa disadari, Tuhan ada dimana-mana, tahu segalanya dan punya semua.
Dewasa ini, uang seolah menjadi patok kebahagiaan dan hidup yang memberi kehidupan atau kehidupan yang memberi hidup. Tanpa disadari, karena uang, semuanya sudah saling menyakiti. Ada yang mati-matian mencari uang dengan cara yang baik, namun dihabiskan dengan cara yang buruk. Ada pula orang yang nekat memburu uang dengan cara yang salah, namun mempergunakan hasilnya guna memberi hidup untuk orang lain yang dikasihinya.
Kelamnya kisah manusia di muka bumi sudah sangat pekat. Tiada lagi rasa hormat, kasih, sayang, bahkan cinta yang tulus. Semua tercemar. Motto hidup dalam kehidupan di era modern ini terbilang jauh panggang dari api. Semua sudah tidak sejalan.
Padahal, bila kita meminta dengan tulus lewat doa dan pengharapan, sesungguhnya sang Khalik maha memberi. Jauh dari apa yang kita pinta telah ada dan disiapkan, hanya saja, waktu pemberiannya tak bisa kita mengerti dengan akal dan logika. Ada berkata, 'Jika kau ingin melihat Pelangi, maka hadapi Badainya lebih dulu!'. Hal itu mengibaratkan, setiap hal yang indah tak terlahir begitu saja. Ada proses yang sangat sakit yang harus kamu lalui untuk bisa sampai pada tujuan indahmu. Bertahan dalam kesesakan, jadi modal hidup yang amat genting saat ini.
Ada rezeki yang datangnya cepat, ada pula yang lambat. Seperti pepatah orang Batak: Leleng adong Pinaimana, Hatop ala adong Naniaduna. Arti dari frasa tersebut menegaskan makna bahwa kehidupan manusia tak lepas dari waktu. Cepat karena ada yang dikejar, lama karena ada yang ditunggu. Itulah sekiranya.
Namun bila ditelisik, makna tersebut tak banyak dipahami. Bila saja ditanamkan dalam hati, pasti sudah banyak orang sukses yang hidup dalam kehidupannya. Sebab menanti dengan sabar, tekun dan doa adalah hal kebaikan. Semua yang baik akan dicatat dan dibalas khidmat dari Ilahi.
Jangan biarkan uang, dunia dan manusia menginjakmu dalam penderitaan. Tapi letaklah semua itu dalam doa dan iman, maka hidupmu akan lebih indah.
Jangan terlalu fokus menyerang, pikirkan juga pertahananmu. Jadi saat kau diserang balik, kau punya kekuatan untuk bertahan. Itu konsep tempur yang juga bisa kita tanamkan dalam hidup. Maknanya, jangan terlalu fokus untuk mengejar dunia, pikirkan juga akhirat. Jika semua telah seirama, maka kita tak akan punya rasa takut, bimbang dan cemas.
Ingat, 'Berbuat Baik adalah Investasi yang tak Pernah Gagal!' Tuhan, Allah SWT sudah punya kisah baik untukmu. Jangan kau rusak dengan cara nahasmu, namun hiduplah dalam kehidupanMu. (Flx)
FOLLOW THE Journalist On Duty AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Journalist On Duty on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram